SINOPSIS ANANDHI SABTU 22 APRIL 2017 PART 1 by. Sally Diandra "BHAIRON MEMBERIKAN RESTU"

SINOPSIS ANANDHI SABTU 22 APRIL 2017 PART 1 by. Sally Diandra "BHAIRON MEMBERIKAN RESTU" Bhairon keluar dari rumahnya dan teringat pada ucapan Jagdish tentang percakapan Sanchi bareng teman temannya, tak lama kemudian para penduduk desa datang menemuinya dan mulai membicarakan persoalan Jagdish, para penduduk desa rupanya mendukung Jagdish, kemudian Bhairon bicara dengan dirinya sendiri “Para penduduk desa ini tidak mungkin salah, begitu pula suara hatiku, banyak orang memang telah terluka oleh apa yang telah diperbuat Jagdish tapi aku tidak merasa kalau tujuannya ini untuk menyakiti orang lain” bathin Bhairon dilema 

Jagdish sedang berada dikuil, rupanya Jagdish sedang ngobrol dengan pendeta “Aku akan melakukan semua persiapannya, pendeta” ujar Jagdish yang saat itu mendapat telfon dari Bhairon “Jagdish, aku ingin bertemu dan bicara denganmu”, “Ayah, aku akan datang kapanpun dan dimanapun seperti yang ayah katakan” sahut Jagdish “Dimana kamu sekarang ?”, “Aku sedang berada dikuil” sahut Jagdish lagi “Tunggulah kamu disana, aku akan datang kesana” ujar Bhairon, 


Sementara itu dirumah dokter Lal, Mannu terlihat kesal, dilemparkannya semua mainannya ke bawah, Gangga segera mengambilnya dan mengembalikannya ke sofa kembali, namun Mannu kembali melakukan hal yang sama “Mannu, apakah begini caranya kamu bermain dengan mainanmu ?” tanya Gangga heran, saat itu istrinya dokter Lal datang dan berkata “Sepertinya Mannu sedang marah”, “Aku juga tidak tahu apa yang terjadi ? Setelah pak dokter pergi, dia mulai bersikap seperti ini” Gangga merasa heran, 

Istrinya dokter Lal lalu mencoba menghibur Mannu “Mannu, kamu seharusnya bahagia karena pak dokter tidak akan meninggalkan kamu lagi sekarang karena dia akan menjadi ayah kamu, coba sekarang Mannu bilang, ayah” istrinya dokter Lal mencoba mengajarkan Mannu untuk memanggil Jagdish dengan sebutan ayah, Mannu segera mengucapkannya sambil tersenyum senang “Ayah” 

Anandhi sedang menyiapkan sarapan pagi untuk seseorang di dapur, saat itu Ira datang dan berkata “Apa kamu sudah selesai, Anandhi ? Aku ingin membuat sarapan untuk Sanchi”, “Sudah siap, ibu ,,, aku sudah membuat sarapan kesukaannya” Ira nampak tidak suka “Kamu tidak perlu merepotkan dirimu sendiri untuk Sanchi, biar aku saja yang mengurusnya” Anandhi tertegun 

Bhairon akhirnya bertemu dengan Jagdish diluar kuil “Jagdish, aku dengar sekarang kamu tinggal di rumahnya Lal”, “Iyaa, dia sangat memaksaku untuk tinggal disana jadi aku tidak bisa berkata tidak” sahut Jagdish “Apa kamu ingat yang pernah aku katakan padamu ketika kamu kembali setelah kamu menyelesaikan gelar doktermu ? Kalau aku bangga padamu, kamu telah membuktikan pada kami kalau kami ini salah dan kamu benar benar telah berubah sekarang, tapi setelah apa yang terjadi di rumah sakit kemarin, hal itu jadi mempengaruhi kepercayaanku padamu, Jagdish” Jagdish hanya terdiam 

“Sekarang lupakan semua apa yang telah kamu lakukan dan semua hal yang berkaitan, aku datang kesini untuk bertanya padamu, kenapa kamu melakukan semua ini, Jagdish ? Kamu bilang sendiri kalau kamu sudah berubah lalu kenapa Jagdish yang baru ini berulah seperti Jagdish yang lama ?” tanya Bhairon heran 

“Ayah, ini mungkin ketidakberuntunganku dengan membuat keputusan seperti ini, yang sebenarnya hanya untuk kebaikan keluargaku saja, hal ini malah menjadi alasan untuk kesedihan mereka, terus terang aku tidak pernah siap untuk pernikahan ini tapi ketika semua orang memaksaku, akhirnya aku menyetujuinya” Bhairon mencoba mendengarkan alasan Jagdish “Kemudian lamaran Sanchi datang, jika ayah masih ingat, saat itu aku sangat terkejut karena aku tidak pernah mengira kalau Sanchi akan seperti itu”, “Lalu kenapa kamu mau menerima lamaran itu ?” sela Bhairon 

“Itu semua untuk kebahagiaan semua orang dan janji yang telah aku buat pada Anandhi, kalian semua menyukai Sanchi dan aku pernah bilang ke Anandhi, kapanpun aku menikah, dialah yang akan memilihkan pasangan hidupku, lalu ketika Anandhi dan keluarganya datang bersama lamaran Sanchi, aku kira kalau Anandhi memilih Sanchi untukku, jadi aku tidak bisa berkata tidak, ayah ,,, tapi percayalah, aku baru saja tahu kalau ternyata Anandhi tidak memilih Sanchi untukku” 

Jagdish lalu menceritakan soal percakapannya direstauran dengan Anandhi pada waktu itu “Dan seperti yang aku katakan pada ayah tentang apa yang Sanchi pikirkan dan katakan tentang keluarga kita, setelah itu Sanchi bilang pada semua orang kalau dia berbohong dan mengatakan seperti itu hanya untuk menyelematkan dirinya di depan teman temannya agar mereka tidak mengejeknya, tapi aku bisa membedakannya, ayah ,,, ketika seseorang hanya berkata seperti itu atau memang sebenarnya berkata seperti itu" Jagdish berusaha menjelaskan pada ayahnya 

"Apapun yang Sanchi katakan pada hari itu, semua itu keluar dari hatinya yang paling dalam, dia hanya ingin menikah denganku tapi dia tidak menghargai atau menyayangi keluarga kita, kalau aku menikah dengannya, maka kalian semua pasti akan lebih menderita lagi dan kehidupan Sanchi juga akan hancur, aku menyadari hal ini ketika aku mendengar percakapan Sanchi dengan teman temannya, kapanpun aku menghabiskan waktu dengannya, aku melihatnya sangat berbeda, dia tidak akan bisa membuat keluarga kita bahagia ataupun dirinya sendiri” jelas Jagdish panjang lebar 

“Aku setuju kalau Sanchi itu memang berbeda, kalian berdua memang tidak cocok dan kamu telah membuat keputusan yang benar dengan menolak pernikahanmu dengannya, tapi aku masih tidak mengerti satu hal, Jagdish ,,, kenapa kamu menaruh sindhoor di kepala Gangga ? Apa yang kamu lakukan itu membuat semua orang berfikir kalau kamu adalah seorang pecundang, kamu menolak menikah dengan Sanchi, agar kamu bisa menikah dengan Gangga” ujar Bhairon  

Dirumah, nenek sedang berada diteras, tiba tiba sebuah layang layang jatuh disana, nenek melihat kearahnya dan teringat akan kenangan lama masa kecil Jagdish “Sebelum mengambil keputusan yang besar seperti ini, seharusnya paling tidak kamu bisa bicara denganku terlebih dulu, Jagdish ,,, aku bisa mencoba membantu untuk menyelesaikan kekacauanmu ini tapi kamu tidak pernah memberikan aku kesempatan, aku rasa aku tidak akan pernah mau memberikan maafku padamu tapi sekarang aku tidak bisa menemukannya meskipun aku telah mencarinya, luka ini sungguh sangat dalam, diusiaku yang semakin senja, aku tidak tahu mana yang akan pergi dulu, apakah aku atau luka ini ?” gumam nenek cemas  

Jagdish masih bersama Bhairon di depan kuil “Ayah, aku menaruh sindhoor dikepala Gangga bukan dengan perasaan emosi semata, hanya ada sebuah alasan untuk itu, yaitu aku mencintai Gangga, aku ingin menghabiskan seluruh hidupku dengannya dan ada kebenaran yang lain, ayah ,,, yaitu aku tidak pernah berfikir untuk melakukan hal seperti dalam benakku, tapi setelah semua orang memperlakukan Gangga seperti itu ketika kami kembali dari Mangalore, aku hanya berfikir kalau hanya ini satu satunya cara, ketika aku berfikir dengan siapa aku akan menghabiskan hidupku nanti ? hanya satu wajah yang datang didepanku yaitu Gangga" ujar Jagdish

"Gangga sangat menyayangi keluarga kita dan dia juga menghargai semua orang, jika ayah percaya padaku maka ayah pasti akan percaya pada keputusanku ini juga, aku melakukannya untuk kebaikan keluarga kita, ketika melakukan hal itu aku tidak berfikir untuk menyakiti orang lain, kalau aku telah melakukan kesalahan pada seseorang, maka orang itu adalah Gangga, aku tidak bertanya padanya apa dia mau menikah denganku atau tidak ? Saat ini dia tidak tahu apakah dia itu istriku atau bukan, itulah mengapa aku akan menikahi Gangga di kuil ini untuk menyempurnakan tanggung jawabku, tapi lihat keberuntunganku, ayah ,,, besok kami akan menikah tapi tidak ada seorangpun keluarga kita yang akan berada disini untuk memberikan restu pada kami” Bhairon hanya terdiam 

“Meskipun kami telah hidup bersama, kami akan hidup dengan sebuah kehidupan yang tidak lengkap, tanpa keluarga kami, itulah kenyataan yang sebenarnya, ayah ,,, katakan padaku, apa aku ini benar atau salah ?” Bhairon terdiam beberapa saat lalu kemudian memeluk putra bungsunya ini “Kamu tidak salah, Jagdish ,,, ayah percaya penuh padamu dan ayah sangat bangga padamu, kamu lebih mendengarkan kata hatimu dan kamu tidak mempunyai tujuan yang salah, lalu bagaimana bisa kamu jadi salah ? Restu dan kepercayaan ayah akan selalu ada untuk kalian berdua” Jagdish merasa terharu mendengar ucapan ayahnya SINOPSIS ANANDHI SABTU 22 APRIL 2017 PART 1 by. Sally Diandra "BHAIRON MEMBERIKAN RESTU"